Kamu Mengantuk Saat Membaca?

Membaca merupakan "makanan" bagi otak. Seperti perut yang perlu makan, otakpun perlu informasi baru untuk diolah sehingga otak kita tidak tumpul. Kata "otak tumpul" sering sekali diucapkan oleh guru Qurra sewaktu sekolah dasar dulu. Apa lagi jika nilai ulangan jelek. Uuuuu,,, itu kata laksana sebuah zikir kayaknya.

Tapi sekarang, kita sehapaham mengapa guru kita begitu keras menyuruh muridnya membaca. Informasi yang terus berkembang memaksa kita untuk up to date, jika tidak ingin dibilang ketinggalan jaman. Proses pencarian informasi ini pun dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan melihat video, mendengar radio, tentunya membaca. Membacapun sekarang sudah mengalami perkembangan. Dari yang dulu hanya berhadapan dengan sebuah buku, sampai diculit keatas ke bawah maupun ke samping melalui smartphone

Qurra sendiri ada sedikit permasalahan ketika membaca. Mungkin tidak hanya Qurra sendiri, Qurraman di rumah pun mungkin merasakan hal yang sama. M e n g a n t u k. Entah mengapa kita sering mengantuk saat membaca. Padahal, otak masih segar kala pagi hari atau sambil minum kopi saat membaca. Artinya kita membaca saat kondisi normal dan tidak sedang kelelahan.

Dari artikel yang Qurra baca di aquariusnote.com ternyata pencahayaan sangat berpengaruh terhadap serangan ngantuk saat membaca. kebanyakan buku dicetak dikertas berwarna putih dengan tinta cetak berwarna hitam. hitam dan putih sangat kontras. Sehingga memudahkan kita membaca.

Kemudahan ini ternyata menjadi kelemahan bagi mata kita, karena mata kita harus segap merespon perubahan warna tersebut.

Iris, salah satu elemen di dalam mata, akan menciut ketika mata menerima cahaya. Sebaliknya, ia akan melebar saat tidak ada cahaya yang mengenai mata. Nah, saat membaca halaman buku, iris akan menciut ketika yang dilihatnya adalah latar belakang halaman, yang berwarna putih. Sementara itu, saat mata membaca teks, yang berwarna hitam, iris akan melebar. - aquariusnote.com
 Jika kita membaca dengan cepat, maka iris harus menyesuaikan dengan "rangsangan" yang diterima. Terkadang iris harus membesar, terkadang harus mengecil. Hal ini menyebabkan mata depresi, lalu terbitlah ngantuk.

Untuk mengatasi hal tersebut, berikut beberapa tips yang dapat teman - teman lakukan.

  1. Mengatur posisi sumber cahaya. Alangkah baiknya jika saat membaca, posisi sumber cahaya berada di belakang kita. Sehingga, tidak sumber cahaya tidak mengenai mata secara langsung. Dengan demikian Kontras warna dapat dikurangi dan tentunya mengurangi rasa depresi pada mata.
  2. Mengatur posisi membaca. Dulu masih ingat kala guru menegur agar jarak mata dan dengan buku tidak dekat, idealnya sekitar 25 - 30 cm. Selain itu sebaiknya membaca tidak dalam posisi berbaring karena jika posisi berbaring maka bisa jadi malah tambah ngantuk, hehe.
  3. Gunakan kaca mata bantu untuk menghindarkan dari paparan silau.
  4. Sebaiknya hindari kondisi nyaman saat membaca/ belajar. Hindari suasanya yang nyaman, dengan begitu bibit - bibit ngantuk akan berkurang. Kita kita membaca di ruangan ber AC sejuk atau di tempat yang angin berlalu sepoi - sepoi, itu bukannya nyaman untuk membaca tapi nyaman untuk tidur, hehe.
Membaca memang kegiatan yang diperuntukkan untuk orang "kuat". Tapi bukan berarti orang lemah yang baru menyentuh buku saja sudah ngantuk tidak bisa membaca. Dengan menyiasati cara membaca, mereka mereka yang "lemah" sedikit demi sedikit bisa menjadi lebih "kuat". Seperti perkataan Saitama Sang One Punch Man, " jika kamu berlatih  dan berkembang 1% setiap hari, maka dalam satu tahun kamu sudah 365 % lebih kuat dari sebelumnya".

Selamat membaca,

Qurra

Baca juga
Candu Itu Bernama HaPe
Tanda Tangan di Ijazah berbeda?

No comments:

Powered by Blogger.