Waspada; Kebiasaan Memoto Makanan

  1. Makanan datang
  2. Makanan ditata sedemikian rupa, agar nampak elok
  3. Cekrek, cekrek, cekrek
  4. Upload ke sosial media (Optional)

Kira – kira demikianlah urutan hal yang dilakukan oleh beberapa orang di saat makan bersama. Bisa jadi kita punya salah satu teman demikian, atau bisa jadi itu adalah kita sendiri.
Bak seorang fotografer profesional, salah satu teman qurra mulai menata – nata makanannya, kemudian memotonya. Tidak cukup sekali, tapi berkali – kali. Untung jika makanan yang tersedia sudah tebagi, coba seandainya makannya di sebuah tampan besar untuk orang berlima. Bisa – bisa orang lain disuruh jangan makan dulu biar dapat “pose”nya. Hehe. Kebiasaan yang satu ini, atau mungkin bisa dibilang gaya hidup, mulai tumbuh subur seiring maraknya penggunaan media sosial. Silah kan buka facebook atau instagram qurraman atau qurrawoman dan cari tentang makanan, tentulah mudah sekali kita jumpai postingan yang terkait.
Terlepas dari bagus atau tidaknya kegiatan memoto ini, tentu bagi sebagian orang kebiasaan ini sangat menggangu. Makanan yang seharusnya disantap ketika lagi hangat bukan malah difoto. Lebih – lebih ketika telah difoto malah langsung di upload ke media sosial. Sebelum di upload, di edit dulu. Kasih filter ini itu biar tambah syantieek, lalu kasih hastag berjibun (padahal mungkin hastagnya tidak ada kaitannya). Paaa,, Buuu,,, ntar makanannya dingin. Pas makan, ada notif masuk, balas ini itu. Booomm. Tentu kita semua tidak ingin sekenario ini terjadi, oleh karena itu gunakan ponselmu secukupnya. Kita ngumpul bersama teman bukan sekedar makan atau main hape.

Baca juga : Candu Itu Bernama Hape

Lalu kapan sebenarnya kebiasaan ini bermula? Menurut artikel yang Qurra ambil di tribunnews.com, kebiasaan ini bermula di tahun 2008. Kala itu ada sebuah restoran pelanggan dapat memesan hanya melalui sentuhan jari di ponsel.
“Di restoran itu, konsumen dapat memesan makan hanya lewat layar sentuh di meja makan. Mereka dimanjakan dengan foto makanan yang menarik dan fitur entertainment seperti permainan yang menghilangkan rasa bosan”, Ujar chef Petrus saat ditemui tribunnews.com.  
Memoto makanan sebelum dimakan atau istilah baratnya “photo before fork” katanya dapat menambah rasa nikmat saat menyantap makanan tersebut. Dilansir dari YN Mag, setelah melakuan tiga percobaan terhadap 120 sampel. Ternyata hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Consumer Marketing menyebutkan saat seseorang mengambil foto terbaik dari makanannya dapat menimbulkan persepsi rasa yang lebih lezat.

Mengingat maraknya kegiatan ini ditambah lagi dengan kemajuan teknologi ponsel, tentu hal ini tidak bisa dihindari. Sesekali bolehlah untuk dilakukan, tapi jangan berlebihan. Yang agak lucu adalah ketika sesorang itu memoto makanan yang sudah habis disantap, buat apa coba? ahaha.. terlepas baik tidaknya kebiasaan photo before fork ini, sebagai rasa hormat atau bisa dibilang adab kita terhadap rezeki yang Tuhan berikan (dalam hal ini makanan), tentu akan lebih baik jika kita awali dan akhiri dengan berdo’a dan bersyukur kepada Sang Maha Pemberi.

Qurra

No comments:

Powered by Blogger.