Waspada; Kebiasaan Memoto Makanan
- Makanan datang
- Makanan ditata sedemikian rupa, agar nampak elok
- Cekrek, cekrek, cekrek
- Upload ke sosial media (Optional)
Kira – kira
demikianlah urutan hal yang dilakukan oleh beberapa orang di saat makan bersama. Bisa
jadi kita punya salah satu teman demikian, atau bisa jadi itu adalah kita
sendiri.
Bak seorang
fotografer profesional, salah satu teman qurra mulai menata – nata makanannya,
kemudian memotonya. Tidak cukup sekali, tapi berkali – kali. Untung jika
makanan yang tersedia sudah tebagi, coba seandainya makannya di sebuah tampan
besar untuk orang berlima. Bisa – bisa orang lain disuruh jangan makan dulu
biar dapat “pose”nya. Hehe. Kebiasaan yang satu ini, atau mungkin bisa dibilang
gaya hidup, mulai tumbuh subur seiring maraknya penggunaan media sosial. Silah
kan buka facebook atau instagram qurraman atau qurrawoman dan cari tentang
makanan, tentulah mudah sekali kita jumpai postingan yang terkait.
Terlepas dari
bagus atau tidaknya kegiatan memoto ini, tentu bagi sebagian orang kebiasaan
ini sangat menggangu. Makanan yang seharusnya disantap ketika lagi hangat bukan
malah difoto. Lebih – lebih ketika telah difoto malah langsung di upload ke
media sosial. Sebelum di upload, di edit dulu. Kasih filter ini itu biar tambah
syantieek, lalu kasih hastag berjibun (padahal mungkin hastagnya tidak ada
kaitannya). Paaa,, Buuu,,, ntar makanannya dingin. Pas makan, ada notif masuk,
balas ini itu. Booomm. Tentu kita semua tidak ingin sekenario ini terjadi, oleh
karena itu gunakan ponselmu secukupnya. Kita ngumpul bersama teman bukan
sekedar makan atau main hape.
Lalu kapan
sebenarnya kebiasaan ini bermula? Menurut artikel yang Qurra ambil di tribunnews.com,
kebiasaan ini bermula di tahun 2008. Kala itu ada sebuah restoran pelanggan
dapat memesan hanya melalui sentuhan jari di ponsel.
“Di restoran itu,
konsumen dapat memesan makan hanya lewat layar sentuh di meja makan. Mereka dimanjakan
dengan foto makanan yang menarik dan fitur entertainment seperti permainan yang
menghilangkan rasa bosan”, Ujar chef Petrus saat ditemui tribunnews.com.
Memoto makanan
sebelum dimakan atau istilah baratnya “photo before fork” katanya dapat
menambah rasa nikmat saat menyantap makanan tersebut. Dilansir dari YN Mag,
setelah melakuan tiga percobaan terhadap 120 sampel. Ternyata hasil penelitian
yang dipublikasikan di Journal of Consumer Marketing menyebutkan saat seseorang
mengambil foto terbaik dari makanannya dapat menimbulkan persepsi rasa yang
lebih lezat.
Mengingat
maraknya kegiatan ini ditambah lagi dengan kemajuan teknologi ponsel, tentu hal
ini tidak bisa dihindari. Sesekali bolehlah untuk dilakukan, tapi jangan
berlebihan. Yang agak lucu adalah ketika sesorang itu memoto makanan yang sudah habis disantap, buat apa coba? ahaha.. terlepas baik tidaknya kebiasaan photo before fork ini, sebagai rasa hormat atau bisa dibilang adab kita terhadap rezeki yang Tuhan berikan
(dalam hal ini makanan), tentu akan lebih baik jika kita awali dan akhiri dengan berdo’a dan bersyukur
kepada Sang Maha Pemberi.
No comments: