Dewasanya Anak SD Jaman Sekarang

Dulu saya pernah melihat seorang balita merokok di salah satu TV swasta. Bukannya bangga malah kaget ya, mengapa bisa terjadi demikian. Sekarang, malah ada yang lebih mengecewakan. Anak Sekolah Dasar mulai pacaran. Wow! Kita sendiripun lebih suka menyebutnya Anak SD bukan Pelajar SD, karena usianya yang memang masih bisa dihitung dengan jari tangan.

Kekagetan ini bermulai saat Qurra membuka Instagram pagi ini, tak sengaja nemu ada anak Sekolah Dasar berdiri berhadapan. Kemudian yang laki - laki berjongkok dengan senyuman polosnya berkata kepada anak perempuan yang hanya ketawa - ketawa kecil, kaget, kemudian menerima bunga dari tangan si gentleman. Dengan diiringi lagu romantis Qurra yang melihat video itu hanya berkata, "Anjiirrrrr!"

Kemudian segeralah Qurra bangunkan Laptop yang masih tidur dibawah kasur, dengan tergesa - gesa Qurra browsing dengan Keyword "Anak SD Pacaran" dan liat sendiri hasilnya. "ini sih kayaknya gua yang ketinggalan jaman"  hahahahaa

Tapi, ini bukan ketinggalan jaman namanya kalau seusia mereka sudah mulai memaksa dewasa. Mari kita berfikir kedepannya. Hal seperti ini mudah menyebar, kebiasaan seperti ini akhirnya akan dianggap biasa oleh orang tua. Dan bisa kita tebak nanti bagaimana nanti kehidupan anak - anak kita. Mari kita saling mengingatkan satu sama lain. 

Qurra sendiri berfikir bahwa hal seperti ini tentu terjadi karena ada pemicunya. Ada faktor - faktor lingkungan baik dari dalam maupun dari luar yang mempengaruhi pola fikir anak - anak kita. Dan beberapa diantaranya adalah

1. Kurangnya tontonan yang edukatif bagi anak. Dalam hal ini Qurra ingin menyalahkan beberapa Televisi swasta yang sepertinya lebih suka mengejar tingginya rating. Banyak acara reality show atau acara musik yang "emce" yang tampil gahol dengan candaan fisik. Kartun memang ada terkadang misalnya "Putri salju yang mencium pangeran agar sang pangeran bangun", "Si Balbie yang bergaya fashionable yang mengejar cinta si Kan", Kartun memang kartun, tapi isi ceritanya yang perlu diperhatikan.
Dan kita tahu bahwa rata - rata setiap rumah punya TV, ya walaupun biasa setiap program dikasih logo bertulis "R" "BO" tapi jujur saja saya sendiri sering mengacuhkannya.

2. Maraknya Gadget dan Sosial Media. Kita menaruh hormat dan salut untuk guru Sekolah Dasar jaman sekarang yang mengajari anak muridnya cara membaca disaat si murid sudah bisa menggunakan gadget selama berjam - jam. Gadget mu Membunuh mu. hahaa, bisa tidak ya himbauan rokok ini juga dipakai untuk mengingatkan orang tua bahwa mereka harus berfikir dua kali untuk memberikan anaknya gadget. Terkadang rasa sayang orang tua mengalahkan logikanya. Qurra sendiri tak bisa memahami maksud orang tua memberikan anaknya gadget, sayang. Tapi, kita tahu media sosial bisa jadi awal mulai anak - anak SD terpengaruh budaya negatif. Di media sosial anak kita bisa mengenal lawan jenisnya, belajar mengirim pesan dengan niatan coba - coba. ataumungkin di media sosial pula mereka menemukan sesuatu yang asik lucu tanpa tahu itu sesuai tidak dengan adap sopan santun. 


3. Kita, Orang Tua. Orang tua tentu punya tanggung jawab yang lebih besar untuk menjaga anak - anaknya agar tetap di jalur pergaulan yang baik. Anak - anak seusia Sekolah Dasar merupakan saat yang tepat untuk penanaman nilai - nilai agama, moral, dan budi pekerti. Jadi jangan terlalu senang jika kita meliat sang anak duduk manis sambil memaninkan gadgetnya. Qurra sendiri masih ingat sakitnya dijewer, sukanya sholat bersama, menghafal do'a makan dan lainnya. Jadi, mari kita berikan "kenangan manis" untuk anak - anak kita.

Kenakalan anak - anak diusia sekolah dasar sepertinya mulai meningkat. Dulunya hanya memencuri mangga, sekarang hati si anak empunya mangga yang dicuri. Tentunya kenakalan ini kerena ada yang mereka "tauladani", ada yang mereka lihat. Mari kita mengajarkan karena tidak mungkin untuk melarangnya. Mari mengarahkan karena seusia mereka pantas mendapatkannya.

Terima Kasih



Qurra

Catatan:
ini Video anak SD yang Qurra maksud, diambil di Instagram - MRCI


Mungkin Qurraman juga mau membaca yang ini

No comments:

Powered by Blogger.